Tuesday, February 9, 2010

ANSOS 18-22 Januari 2010

Terkadang kita hanya melihat diri kita sekarang, keadaan kita sekarang...
Seringkali kita mengeluh akan apa yang terjadi dalam diri kita. padahal, banyak orang yang jika kita telusuri lebih dalam sangat memprihatinkan bahkan lebih memprihatinkan dari yang kita rasakan sekarang...
Kita yang selalu mengeluh akan kekurangan harta ataupun kekurangan banyak hal baik fisik maupun rohani, masih banyak orang yang ternyata lebih memprihatinkan dari diri kita tapi mereka masih tetap dapat mensyukuri apa yang meraka dapatkan ataupun yang mereka punyai...walaupun sesulit apapun keadaan mereka, mereka tetap dapat bersyukur dan tetap dapat hidup bahagia sesuai dengan kebahagiaan mereka masing-masing...

18 - 22 Januari yang lalu aku dan kawan-kawan ATMI mengadakan ANSOS(Analisis Sosial) ke Salatiga...
Sebelumnya aku sudah mempunyai gambaran tentang bagaimana ansos nantinya karena aku sudah mendengar cerita-cerita dari teman-temanku yang sudah ansos duluan...di sana kami akan tinggal di rumah penduduk dan ikut dengan keseharian mereka...ya bisa dikatakan Live In...
Akhirnya giliran saya pun tiba dibacakan untuk tinggal di rumah siapa...
dan sayapun mendapat giliran di rumah Bapak Tarmijan yang pekerjaan tiap harinya menyadap karet...
Saya yang belum pernah melihat bagaimana menyadap karet sangat tertarik dengan live in kali ini... dalam hari saya, panti akan seru sekali menyadap karet...apalagi pergi dan kerjanya di hutan...wow...

Akhirnya saya pun pergi ke daerah yang namanya desa Bodean, Karanganyar. dan setelah bertanya-tanya dan mencari-cari, akhirnya saya menemukan rumah Bapak Tarmijan. Saya langsung di sambut dengan bahasa Jawa Krama. Saya pun hanya mengangguk-angguk tanda bahwa saya bingung...hahahahaha.....
Tapi setealh saya jelaskan bahwa saya tidak bisa bahasa Jawa, akhirnya mereka memakai bahasa Indonesia..hehehehehe....
Rumah Pak Tarmijan bisa dibilang tidak terlalu kumuh dan tidak terlalu besar...cukup untuk tinggal 5 orang dan ditambah saya 1 denagn3 buah kamar tidur...

Setelah tinggal 3 hari 2 malam di sana, inilah hal-hal yang saya dapatkan...
1. Pekerjaan itu sangatlah sulit di dapat. Pak Tarmijan memang orang yang bekerja di PT untuk menyadap karet. Tapi itu dilakukan karena tidak ada pekerjaan lain di sana, kalau ada paling bertani atau kerja bakti atau kerja serabutan...
2. Semua pekerjaan ada tingkat kesulitan masing-masing. Pak Tarmijan memang bekerja menyadap karet. Hanya menyayat pohon karet lalu tinggal menunggu getahnya sampai berhenti mengalir lalu di setorkan getahnya tapi kesulitannya adalah dia harus bangun jam 3 pagi untuk menyadap karet yang hanya diterangi dengan sebuah obor dan juga dalam kegelapan tersebut, dia harus menyayat beratus-ratus pohon karet yang dilakukannya sampai pukul 8 ataupun pukul 9 pagi....sungguh melelahkan bagi saya. Lalu dia pulang dan nanti jam 11 mengambil hasil getah karet tersebut dan disetorkan...Ya...semua pekerjaan punya kesulitan masing-masing.
3. Kebahagiaan itu tidak tergantung oleh uang. Pak tarmijan walaupun haya menyadap karet yang penghasilannya 20ribu rupiah setiap harinya, dia bisa cukup menyekolahnya 2 anaknya hingga STM dan SMP. Walaupun uang yang dia hasilkan tidaklah banyak, tapi kebahagiaan selalu terlihat di wajah keluarga tersebut. Mereka bisa bersyukur dengan apa yang mereka miliki saat ini dan tidak mengeluh akan apa kekurangan mereka.

Semoga kita semua juga dapat belajar dari pengalaman hidup khususnya orang-orang yang tidak mampu karena merekalah yang mempunyai banyak pengalaman hidup yang luar biasa...